Sejumlah ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan muslim dalam periode 1096-1273M dikenal sebagai perang salib. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak Kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan, selain itu mereka menggunakan simbol salib. Namun jika dicermati lebih mendalam akan terlihat adanya beberapa kepentingan individu yang turut mewarnai perang salib ini. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang turut melatarbelakangi
terjadinya perang salib.
terjadinya perang salib.
Pertama:
Perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri barat dan negeri timur. Jelasnya antara pihak Kristen dan pihak Muslim. Perkembangan dan kemajuan umat muslim yang sangat pesat pada masa itu menimbulkan kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. Terdorong oleh kecemasan ini, maka mereka melancarkan serangan terhadap kekuatan muslim.
Ke dua:
Munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan selanjutnya Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatmiyah tahun 1078 M. kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan Yerussalem dianggap sebagai halangan bagi pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke Baitul Maqdis, padahal yang terjadi adalah bahwa pihak Kristen bebas saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong. Pihak Kristen menyebarkan desas-desus pelakuan kejam Turki Saljuk terhadap jamaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat Kristen Eropa.
Ke tiga:
Semenjak abad ke sepuluh pasukan muslim menjadi penguas jalur perdagangan di Laut Tengah. Para pedagang Pisa, Vinesia, dan Cenoa merasa terganggu atas kehadiran pasukan Islam sebagai penguasa jalur perdagangan di Laut Tengah ini. Satu-satunya jalan masuk untuk memperluas dan memperlancar perdgangan mereka adalah dengan mendesak kekuatan-kekuatan muslim dari lautan ini.
Ke empat:
Propaganda Alexius Comnenus kepada Paus Urbanus II. Untuk membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa Paus merupakan otoritas tertinggi di barat yang didengar dan ditaati propagandanya. Paus Urbanus II segera mengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada 26 Nopember 1095 M di Clermont, sebelah tenggara Perancis. Dalam pidatonya di Clemrmont sang Paus memerintahkan kepada pengikut Kristen agar mengangkat senjata melawan pasukan muslim.
Tujuan utama Paus saat itu untuk memperluas pengaruhnya sehingga gereja-gereja Romawi akan bernaung di bawah otoritasnya. Dalam propagandanya, san Paus Urbanus II menjanjikan ampunan atas segala dosa bagi mereka yang bersedia bergabung dalam peperangan ini. Maka isu persatuan umat Kristen segera bergema menyatukan negeri-negeri Kristen memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam waktu yang singkat, sekitar 150.000 pasukan Kristen berbondong-bondong memenuhi seruan sang Paus, mereka berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa Perancis dan Normandia.